Share this info

LPPM UPN “Veteran” Jakarta (28/08/2024) – Memasuki hari kedua, Pekan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PEKANLIT) Tahun 2024 melanjutkan rangakaian acara serta kegiatan yang menarik. Pada hari ini (28/08) diadakan Workshop yang bertajuk “Pembuatan Media Pengabdian Kepada Masyarakat Dengan Aplikasi Sederhana serta Buku Monograf di Lingkungan UPN “Veteran” Jakarta”.

Pada sesi pertama workshop ini dihadirkan narasumber hebat yaitu Abdul Aziz, S.Sn.,M.Med.Kom, beliau meruapakan seorang dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) dari Universitas Bina Nusantara yang membawakan materi tentang “Merancang Visual dalam Laporan dan Buku Monograf Pengabdian Kepada Masyarakat”

Foto : Narasumber Universitas Bina Nusantara

Pentingnya output visual dalam berbagai penelitian, ditekankan oleh Aziz dalam paparannya. Menurutnya, tujuan utama ari perancangan visual adalah untuk menarik perhatian publik terhadap produk atau merek tertentu dengan memanfaatkan daya tarik estetika. Aziz juga mengungkapkan bahwa hasil penelitian yang baik dapat diolah menjadi buku monograf atau buku referensi, yang nantinya dapat digunakan oleh masyarakat luas.

Foto : Peserta Menyimak Materi Yang Disampaikan Oleh Narasumber

Azis juga memberikan panduan praktis dalam mengonversi hasil penelitian menjadi bentuk visual yang menarik dan juga menekankan pentingnya pemahaman komposisi dalam desain yang melibatkan penggunaan garis, bidang, warna dan tekstur. Unsur-unsur ini harus diatur berdasarkan prinsip-prinsip desain seperti hierarki, keseimbangan, penyelarasan, penekanan, proporsi, pergerakan, ruang negatif, kontras, repetisi, variasi, dan kesatuan.

Selain itu, Azis juga membahas pentingnya

tipografi dalam perancangan visual. Ia menjelaskan bahwa tipe huruf atau typeface memainkan peran penting dalam menciptakan tampilan yang menarik dan mudah dibaca. Terdapat tiga jenis utama typeface yang diidentifikasi oleh Aziz:

  1. Serif: Dikenal dengan garis atau kurva kecil di ujung huruf, jenis ini sering digunakan untuk teks formal, karena kemampuannya yang baik dalam menciptakan aliran bacaan yang lancar.
  2. Sans Serif: Tidak memiliki garis atau kurva di ujung huruf, membuatnya lebih sederhana dan modern, cocok untuk tampilan yang lebih bersih dan formalitas yang lebih rendah.
  3. Script: Mirip dengan tulisan tangan, memberikan kesan personal dan sering digunakan dalam konteks yang lebih santai atau informal.

“Dalam pemilihan jenis huruf harus mempertimbangkan membaca, dengan menjaga proporsi huruf yang seimbang dan karakter yang mudah dikenali. Huruf yang terlalu tebal atau terlalu tipis dapat mengurangi keterbacaan, begitu pula dengan penggunaan huruf kapital yang berlebihan” terangnya. Azis juga mengingatkan tentang pentingnya ukuran huruf dan aspek-aspek lain seperti jarak antar baris (leading), jarak antar huruf (kerning), dan jarak antar kata (spacing), yang semuanya berperan dalam memastikan teks mudah dibaca.

Pada akhir sesi, azis menjelaskan mengenai pentingnya penggunaan warna yang harmonis antara latar belakang dan elemen teks untuk menciptakan visual yang menarik. Setelah aspek-aspek tersebut dipertimbangkan, barulah desainer dapat memulai proses tata letak atau layout, yang merupakan pengaturan elemen-elemen desain agar terlihat seimbang dan harmonis dalam sebuah halaman. Layout yang baik tidak hanya membuat buku terlihat estetis, tetapi juga memudahkan pembaca untuk memahami konten yang disajikan.

Setelah mengikuti workshop ini, diharapkan para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sehingga hasil penelitian mereka dapat lebih mudah diakses dan dimanfaatkan oleh khalayak luas.

×

Hello

ada yang bisa kita bantu ? :)

× Perlu Bantuan?